Panduanuntuk Pemula yang Baru Belajar Alfabet Korea (Hangeul) 8 May 2021. Saat pertama kali mempelajari bahasa asing, entah itu bahasa Inggris atau bahasa lainnya, yang pertama kali dipelajari untuk belajar membaca atau menulis adalah alfabet. Begitu pula dengan bahasa Korea, tetapi agak sedikit berbeda karena alfabet Korea umumnya dipisahkan Carakedua agar cepat dalam belajar bahasa Arab yaitu dengan mempelajari ilmu nahwu dan ilmu sharaf. Karena kedua ilmu tersebut merupakan jembatan yang akan membantu Anda dalam memahami teks-teks bahasa Arab termasuk dalam Al-Qur'an. Dengan pentingnya ilmu nahwu dan sharaf, sehingga bagi siapapun yang akan belajar bahasa Arab penting untuk mempelajarinya. Assalamualaikumwr,wb. Halo teman-teman semua pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai, belajar qiroat buat pemula irama bayati bersama saya cec CaraMudah Belajar Bahasa Spanyol. Tanpa perlu basa-basi! Lister sudah merangkum beberapa cara yang sangat mudah dan layak kamu coba untuk menguasai bahasa Spanyol yang keren ini! Demikian beberapa materi penjelasan tentang tips belajar bahasa spanyol untuk level pemula .Untuk kamu yang sangat berminat belajar bahasa Spanyol bersama tutor 2 Ikut kursus atau kelas akuntansi. Ikut kursus adalah salah satu tips belajar akuntansi yang bisa kamu terapkan. Karena, sekalipun bisa dipelajari sendiri dari buku-buku akuntansi yang ada di pasaran, terkadang jauh lebih mudah bagi pemula untuk gabung kelas atau kursus akuntansi. Misalnya, ikut pelatihan akuntansi, seminar/webinar, kursus 10 Cara Menjadi Hacker Pemula sampai Pro. Tak perlu lama-lama yuk. Bagi kamu yang sudah penasaran, berikut cara belajar menjadi hacker. 1. Belajar Linux. Kalau kamu beneran mau belajar cara jadi hacker, belajar Linux adalah satu langkah yang tak boleh dilewatkan. Sebab, sistem operasi satu ini memiliki segudang tools untuk hacking. . This study aims to determine the implementation of the qirā’ah method in learning Arabic receptive skills for secondary education. The method used is a library research method, while data collection is done by examining and exploring several journal articles, books, and several data sources or other information that are considered relevant to the study. The results of this study are that learning using the qirā’ah method is an alternative for teachers in teaching Arabic receptive skills mahārah al-istimā’ and mahārah al-qirā’ah. In learning listening skills mahārah al-istimā’ students are able to understand the contents of what has been listened to and reveal again through their language both orally and in writing. As for reading skills learning mahārah al-qirā’ah students are able to read Arabic texts fluently, are able to translate and are able to understand it well and fluently. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 32 METODE QIRĀ’AH DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN RESEPTIF BERBAHASA ARAB UNTUK PENDIDIKAN TINGKAT MENENGAH Hidayatul Khoiriyah Pascasarjana Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta hidakhoir3 Abstract This study aims to determine the implementation of the qirā’ah method in learning Arabic receptive skills for secondary education. The method used is a library research method, while data collection is done by examining and exploring several journal articles, books, and several data sources or other information that are considered relevant to the study. The results of this study are that learning using the qirā’ah method is an alternative for teachers in teaching Arabic receptive skills mahārah al-istimā’ and mahārah al-qirā’ah. In learning listening skills mahārah al-istimā’ students are able to understand the contents of what has been listened to and reveal again through their language both orally and in writing. As for reading skills learning mahārah al-qirā’ah students are able to read Arabic texts fluently, are able to translate and are able to understand it well and fluently. Keywords Qirā’ah Method, Receptive Skills, Arabic Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi metode qirā’ah dalam pembelajaran keterampilan reseptif berbahasa Arab untuk pendidikan tingkat menengah. Metode yang digunakan adalah metode kajian pustaka library research, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan menelaah dan mengeksplorasi beberapa artikel jurnal, buku-buku, dan beberapa sumber data atau informasi lainnya yang dianggap relevan dengan kajian. Adapun hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan menggunakan metode qirā’ah merupakan salah satu alternatif bagi guru dalam mengajarkan keterampilan reseptif berbahasa Arab mahārah al-istimā’ dan mahārah al-qirā’ah. Dalam pembelajaran keterampilan menyimak mahārah al-istimā’ siswa mampu memahami isi dari apa yang telah disimak dan mengungkapkan kembali lewat bahasanya baik secara lisan maupun tulisan. Adapun dalam pembelajaran keterampilan membaca mahārah al-qirā’ah siswa mampu membaca teks Arab dengan fasih, mampu menerjemahkan dan mampu memahaminya dengan baik dan lancar. Kata Kunci Metode Qirā’ah, Keterampilan Reseptif, Bahasa Arab Pendahuluan Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Komunikasi dapat berupa langsung atau lisan seperti menyimak dan berbicara, komunikasi dapat pula berwujud tak langsung seperti membaca dan menulis. Oleh karena itu, bahasa harus diajarkan kepada anak didik, hal ini harus benar-benar disadari, apalagi para guru umumnya dan para guru bidang studi pada khususnya. Dengan perkataan lain agar para peserta didik mempunyai kompetensi bahasa language competition yang baik. Apabila seseorang mempunyai kompetensi bahasa yang baik maka diharapkan dapat berkomunikasi dengan baik dan lancar, baik LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 33 secara lisan atau tertulis. Jadi, jelas bahwa pembelajaran bahasa menghendaki kompetensi berbahasa, atau dengan kata lain peserta didik harus menguasai keterampilan-keterampilan berbahasa. Bahasa Arab merupakan bahasa yang paling fasih diantara bahasa-bahasa yang lain dan yang paling tinggi bahasanya yaitu sebagai bahasa al-Qur’an dan bahasa yang Allah gunakan saat menurunkan wahyu-Nya dengan menggunakan bahasa Arab. Dalam mempelajari bahasa Arab ada beberapa keterampilan yang harus dicapai oleh peserta didik atau bagi orang yang ingin mempelajari dan memahami bahasa Arab ada empat keterampilan yang harus dikuasai 1 keterampilan menyimak, 2 keterampilan berbicara, 3 keterampilan membaca, 4 keterampilan salah satu keterampilan reseptif, keterampilan menyimak menjadi unsur yang harus lebih dahulu dikuasai pelajar. Memang secara alamiah pertama kali manusia memahami bahasa orang lain lewat pendengaran, maka dalam pandangan konsep tersebut, keterampilan berbahasa asing yang harus didahulukan adalah menyimak. Sedangkan membaca adalah kemampuan memahami yang berkembang pada tahap Ali Ahmad Madkūr, Istimā’ merupakan proses yang rumit dan mengandung beberapa unsur. Istimā’ adalah mengenali suara, memahami, menganalisis, menginterpretasikan, mempraktikkan, mengkritik, dan mengevaluasi materi yang hakikatnya pembelajaran mahārah istimā ini sangat membantu siswa yang masih tahap pemula dalam pembelajaran bahasa Arab, karena dalam kegiatan pembelajaran bahasa Arab sendiri yang menjadi gardu depan dalam menguasai bahasa Arab adalah dengan mahārah istimā. Namun kenyataannya dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, mahārah istimā masih dikesampingkan dalam pembelajarannya. Maka tidak cukup rasanya dalam pembelajaran tersebut masih menggunakan metode klasik semisal metode langsung, ceramah, dan sebagainya. Perlu adanya pembaharuan khususnya metode untuk menyampaikan materi dengan baik. Keterampilan membaca yang dalam bahasa Arab disebut mahārah al-qirā’ah, terkait dengan dua aspek, yaitu kemampuan mengubah lambang tulis menjadi bunyi dan menangkap arti dari seluruh situasi yang dilambangkan dengan lambang-lambang tulis Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung Angkasa, 1990, hlm. 2. Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung Remaja Rosda Karya, 2011, hlm. 129. Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran..., hlm. 130-131. Ali Ahmad Madkūr, Tādrīs Funūn al-Lughah al-Arabiyyah, Kairo Dār al-Fikr al-Arabiy, 2006, hlm. 84. LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 34 dan bunyi tersebut. Adapun inti dari keterampilan membaca terletak pada aspek kedua. Namun, tidak berarti kemahiran dalam aspek pertama tidak penting. Sebab, kemahiran dalam aspek pertama mendasari aspek membaca bahasa Arab merupakan keterampilan yang harus dimiliki siswa dalam rangka mengembangkan kemampuan berbahasa asing, yaitu bahasa Arab. Tujuan pengajaran membaca, sebagaimana diketahui adalah melatih pembelajar agar terampil memahami bacaan dan mengembangkan kemampuan membaca siswa. Metode yang digunakan harus mampu membuat siswa tertarik dan senang dalam proses pembelajaran. Dari sinilah muncul beberapa masalah yang menjadi akibatnya, antara lain siswa tidak menyukai pelajaran bahasa Arab karena pembelajaran yang monoton, siswa merasa kesulitan untuk mempelajari bahasa Arab, khususnya membaca bahasa Arab. Berdasarkan pengalaman penulis, rendahnya kemampuan berbicara siswa menggunakan bahasa Arab dalam belajar rata-rata dihadapi sejumlah siswa kurang mampu membaca bahasa Arab. Hal ini disebabkan karena guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah dan hanya terpaku dengan adanya buku panduan serta lembar kerja siswa LKS tanpa menggunakan alat peraga atau media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan membaca bahasa Arab siswa. Secara realita pembelajaran bahasa Arab asing berbeda dengan belajar bahasa ibu, oleh karena itu prinsip dasar pengajarannya harus berbeda, baik yang menyangkut metode model pembelajaran, materi maupun proses pelaksanaan pengajarannya. Mulyanto Sumardi berpendapat bahwa dalam pengajaran bahasa, salah satu segi yang sering disoroti orang adalah segi metode. Sukses tidaknya suatu program pengajaran bahasa sering kali dinilai dari segi metode yang digunakan, sebab metode lah yang menentukan isi dan cara mengajarkan uraian di atas, penulis mencoba menerapkan salah satu metode pembelajaran, yaitu metode qirā’ah. Berdasarkan penelitian terdahulu dari Sri Dahlia 2013 menyatakan bahwa dalam pemilihan suatu metode harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan mahasiswa, supaya pembelajaran dapat diikuti dengan baik. Dan metode yang dianggap tepat dalam pembelajaran bahasa Arab tersebut adalah metode qirā’ah. Metode qirā’ah dalam pembelajaran bahasa Arab di PTAI paling tidak dapat memberikan mahasiswa kemampuan membaca dan memahami teks-teks keagamaan Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, Malang Misykat, 2012, Mulyanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing Sebuah Tinjauan dari Segi Metodologi, Jakarta Bulan Bintang, 1974, hlm. 7. LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 35 sebagai referensi skripsi mereka nanti. Sedangkan menurut Kemas Abdul Hai dan Neldi Harianto 2017 menyatakan bahwa jika metode pembelajaran yang diterapkan tidak sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, maka yang terjadi mereka tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Dan di dalam pembelajaran qirā’ah terdapat salah satu metode yang sering digunakan yaitu metode qirā’ah yang muncul setelah adanya ketidakpuasan terhadap metode langsung yang kurang memberikan perhatian kepada kemahiran penggunaan metode qirā’ah dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menyimak bahasa Arab siswa. Penulis memilih metode pembelajaran ini supaya mengkondisikan siswa untuk terbiasa membaca bahasa Arab dan mampu memahami isi dari apa yang telah disimak dan mengungkapkan kembali lewat bahasanya baik secara lisan maupun tulisan. Dari latar belakang tersebut, maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul “Metode Qirā’ah dalam Pembelajaran Keterampilan Reseptif Berbahasa Arab untuk Pendidikan Tingkat Menengah”. Metode Penelitian Artikel ini ditulis dengan metode kajian pustaka library research. Data yang digunakan sebagai sumber penulisan berupa buku-buku, artikel, dan beberapa sumber data atau informasi lainnya yang dianggap relevan dengan kajian. Kajian Teori A. Metode Qirā’ah 1. Pengertian Metode Metode merupakan satu rancangan menyeluruh untuk menyajikan secara teratur bahan-bahan bahasa, tak ada bagian-bagiannya yang bertentangan dan semuanya berdasarkan pada asumsi pendekatan tertentu. Dengan kata lain, metode adalah rencana menyeluruh mengenai penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Jika pendekatan bersifat aksiomatis, maka metode bersifat Hermawan, metode pembelajaran bahasa Arab dibagi menjadi 5 yaitu metode kaidah dan terjemah, metode langsung, metode audiolingual, metode membaca, dan metode gabungan. Dalam hal ini peneliti meneliti salah Sri Dahlia, “Urgensi Metode Qiroah Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di PTAI”, Jurnal Arabia, Vol. 5, No. 1 2013 16. Kemas Abdul Hai dan Neldi Harianto, “Efektivitas Pembelajaran Qira’ah Pada Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jambi”, Jurnal Titian, Vol. 1, No. 2 2017 129-130. Syamsuddin Asyrofi, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta Pokja Akademik, 2006, hlm. 82. LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 36 salah satu dari metode pembelajaran bahasa Arab tersebut yaitu metode membaca reading method.2. Pengertian Metode Qirā’ah Metode qirā’ah adalah cara menyajikan pelajaran dengan cara membaca, baik membaca dengan bersuara maupun membaca dalam hati. Melalui metode ini diharapkan para peserta didik dapat melafalkan kata-kata dan kalimat-kalimat bahasa Arab dengan fasih, lancar dan benar sesuai kaidah-kaidah yang telah qirā’ah di dalam prakteknya dimulai beserta peserta didik dengan latihan bersuara, dalam minggu-minggu awal membiasakan latihan yang lengkap dan komprehensif dengan teknik bunyi bahasa, dan membiasakan mendengarkan kalimat yang sederhana, lalu Latar Belakang Metode Qirā’ah Adapun yang melatarbelakangi munculnya metode membaca qirā’ah sesungguhnya merupakan reaksi atas metode langsung yang memprioritaskan keterampilan berbicara, dan mengabaikan tiga keterampilan lainnya mendengar, membaca, dan menulis. Atas dasar inilah, maka para pendidik dan pakar bahasa termotivasi untuk mencetuskan sebuah gagasan metode kontemporer sesuai dengan perkembangan pembelajaran bahasa. Pada waktu itu berkembang opini bahwa pembelajaran bahasa asing termasuk di dalamnya adalah bahasa Arab dengan target semua keterampilan berbahasa adalah sesuatu yang mustahil. Oleh karena itu, pada tahun 1929 Professor Coleman mengemukakan sebuah realistis bahwa pembelajaran bahasa yang memfokuskan kepada keterampilan membaca adalah “metode membaca”. Metode ini diaktualisasikan pada lembaga pendidikan formal dan perguruan tinggi Amerika serta lembaga-lembaga pendidikan lainnya di Eropa. Kendati metode ini populer dengan terminologi metode membaca, bukan berarti keterampilan berbahasa yang lain diabaikan, akan tetapi dalam porsi yang minimal. Latihan menulis dan berbicara juga diberikan meskipun dengan porsi yang Asumsi Metode Qirā’ah Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab..., hlm. 169. Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab Teori dan Aplikasi, Yogyakarta Teras, 2011, hlm. 68. Mahmūd Kāmil An-Nāqah, Ta’līm al-Lughah al-Arabiyyah li an-Nathiqīn bi Lughāh Ukhrā Asasuhu - Madākhiluhu - Thuruqu Tadrīsihi, Mekkah Jāmi’ah Ummul Qurā, 1985, hlm. 85. Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab..., Fathul Mujib, Rekonstruksi Pendidikan Bahasa Arab, Yogyakarta PT Bintang Pustaka Abadi, 2010, hlm. 46. LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 37 Metode ini dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa pengajaran bahasa tidak bersifat multi tujuan, dan bahwa kemampuan membaca adalah tujuan yang paling realistis ditinjau dari kebutuhan pembelajar bahasa asing dan kemudahan dalam pemerolehannya. Kemahiran membaca merupakan bekal bagi pembelajar untuk mengembangkan pengetahuannya secara mendiri. Dengan demikian, asumsinya bersifat pragmatis bukan filosofis Karakteristik Metode Qirā’ah Karakteristik metode qirā’ah antara lain adalah sebagai berikut a. Tujuan utamanya adalah kemahiran membaca, yaitu agar pelajar mampu memahami teks ilmiah untuk keperluan studi mereka. b. Materi pelajaran berupa buku bacaan utama dengan supelemen daftar kosa kata dan pertanyaan-pertanyaan isi bacaan, buku bacaan penunjang untuk perluasan extensif reading/  , buku latihan mengarang terbimbing dan percakapan. c. Basis kegiatan pembelajarannya adalah memahami isi bacaan, didahului oleh pengenalan kosa kata pokok dan maknanya, kemudian mendiskusikan isi bacaan dengan bantuan guru. Pemahaman isi bacaan melalui proses analisis, tidak dengan penerjemahan harfiah, meskipun bahasa ibu boleh digunakan dalam mendiskusikan isi teks. d. Membaca diam silent reading/   lebih diutamakan daripada membaca keras loud-reading/ . e. Kaidah bahasa diterangkan seperlunya tidak boleh berkepanjangan. 6. Segi Kelebihan dan Kelemahan Metode Qirā’ah dalam Pembelajaran Bahasa Arab Segi kelebihan metode qirā’ah dalam pembelajaran bahasa Arab diantaranya adalah sebagai berikut 1 Siswa dapat dengan lancar membaca dan memahami bacan-bacaan bahasa Arab dengan fasih dan lancar. 2 Siswa dapat menggunakan intonasi bacaan bahasa Arab sesuai dengan kaidah membaca yang benar. 3 Dengan pelajaran membaca tersebut siswa diharapkan mampu pula menerjemahkan kata-kata atau memahami kalimat-kalimat bahasa Arab yang Metode ini memungkinkan para pelajar dapat membaca bahasa baru dengan kecepatan yang wajar bersamaan dengan penguasaan isi bahan bacaan tanpa harus dibebani dengan analisis gramatikal mendalam dan tanpa penerjemahan. Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab..., hlm. 54. Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung Humaniora, 2004, hlm. 94. LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 38 5 Pelajar menguasai banyak kosa kata pasif dengan baik. 6 Pelajar bisa memahami aturan tata bahasa secara qirā’ah dalam pembelajaran bahasa Arab juga terdapat kelemahan, antara lain 1 Pada metode ini, untuk tingkat pemula terasa agak sukar diterapkan. Karena siswa masih sangat asing untuk membiasakan. Sehingga, kadang-kadang harus terpaksa berkali-kali menuntun dan mengulang. 2 Dilihat dari segi penguasaan bahasa, metode qirā’ah lebih menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk mengucapkan atau kata-kata dalam kalimat bahasa Arab yang benar dan lancar. 3 Pengajaran sering terasa membosankan, terutama bila guru yang mengajar tidak simpatik/metode diterapkan secara tidak menarik bagi Pelajar lemah dalam keterampilan membaca nyaring pelafalan, intonasi, dsb. 5 Pelajar tidak terampil dalam menyimak dan berbicara, karena yang menjadi perhatian utama adalah keterampilan membaca. 6 Pelajar kurang terampil dalam mengarang bebas. 7 Karena kosa kata yang dikenalkan hanya berkaitan dengan bacaan, maka pelajar lemah dalam memahami teks yang Keterampilan Berbahasa Arab Keterampilan dalam berbahasa mencakup empat keterampilan, yaitu keterampilan mendengar mahārah al-istima’, keterampilan berbicara mahārah al-kalām, keterampilan membaca mahārah al-qirā’ah, dan keterampilan menulis mahārah al-kitābah. Keempat aspek ini menjadi aspek penting dalam belajar bahasa Arab, karena keempat keterampilan tersebut tidak dapat dipisahkan. Karena kedudukan keempat keterampilan ini sangat menunjang dalam pencapaian keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan tersebut terbagi menjadi 2 aspek yaitu aspek keterampilan reseptif menyimak dan membaca dan aspek keterampilan produktif berbicara dan menulis. 1. Aspek Keterampilan Bahasa Reseptif Aspek ini meliputi keterampilan menyimak dan membaca a Keterampilan menyimak Mahārah al-Istimā’ Menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang dilakukan dalam bentuk reseptif lisan. Menyimak adalah sebuah aktivitas yang Aziz Fahrurrozi dan Erta Mahyudin, Pembelajaran Bahasa Arab, Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, 2012, hlm. 86. Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab..., hlm. 94-95. Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab..., hlm. 55. LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 39 menggunakan alat pendengaran untuk memperoleh pesan atau apa yang disimak. Secara umum tujuan keterampilan menyimak adalah agar siswa dapat memahami ujaran dalam bahasa Arab, baik bahasa sehari-hari maupun bahasa yang digunakan dalam forum Keterampilan membaca Mahārah al-Qirā’ah Sebagaimana halnya keterampilan menyimak, membaca mengandalkan kemampuan berbahasa yang pada dasarnya bersifat reseptif. Dengan membaca, seseorang pertama-tama berusaha untuk memahami informasi yang disampaikan orang lain dalam bentuk wacana tulis. Meskipun pemahaman terhadap isi wacana tulis itu bukan semata-mata dan sepenuhnya terjadi tanpa kegiatan pada diri pembaca, namun kemampuan membaca pada dasarnya adalah kemampuan berbahasa yang bersifat reseptif. Dalam hal ini informasi dan pesan yang disampaikan, dan bagaimana informasi serta pesan-pesan itu telah tersampaikan seorang pembaca pada dasarnya hanyalah bertindak sebagai Pengertian Istimā’ Keterampilan menyimak sebagai salah satu kemampuan bahasa reseptif, mempunyai posisi yang penting dalam pembelajaran bahasa asing termasuk di dalamnya bahasa Arab. Karena keterampilan inilah yang akan banyak berperan mengenalkan aturan-aturan bunyi yang belum dikenal dalam bahasa ibu. Istimā’ yang dalam bahasa inggris disebut listening, bukan sekedar samā’ hearing, akan tetapi al-inshāt auding. Dalam proses samā’, orang mendengar hanya sekedar mendengar, tanpa adanya perhatian dan tujuan. Berbeda dengan al-inshāt auding, dalam proses ini orang mendengar memang sengaja mendengarkan, sehingga disertai dengan perhatian dan adanya tujuan yang ingin dicapai dalam proses mendengarnya Pengertian Qirā’ah Kata qirā’ah berasal dari kata  yang berarti merupakan salah satu dari 4 aspek keterampilan berbahasa yang terdiri dari kemahiran menyimak, kemahiran berbicara, kemahiran membaca, dan kemahiran menulis. Membaca adalah proses komunikasi antara pembaca dengan penulis melalui teks yang ditulisnya, maka secara langsung Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab..., hlm. 137. Abdul Wahab Rosyidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, Malang UIN Malang Press, 2009, hlm. 92. Muh. Nidom Hamami, “Assesement dan Evaluasi Kemampuan Menyimak Istima’ Dalam Pembelajaran Bahasa Arab”, Jurnal Turats, Desember 2013, hlm. 497- 498. Muanwwir dan Muhammad Fairuz, Kamus Al-Munawwir, Surabaya Pustaka Progressif, 2007, hlm. 75. Djago Tarigan dkk., Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Bandung Angkasa, 1990, hlm. 135. LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 40 di dalamnya ada hubungan kognitif antara bahasa lisan dengan bahasa ini memiliki tujuan yang terfokus pada peserta didik agar dapat memiliki kompetensi membaca yang baik. Keterampilan membaca adalah kemampuan mengenali dan memahami isi sesuatu yang tertulis lambang-lambang tertulis dengan melafalkan atau mencerna di dalam hati. Khususnya mampu atau bisa membaca dengan menggunakan bahasa Arab yang baik dan benar. Kemampuan membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting, tanpa membaca kehidupan seseorang akan statis dan tidak berkembang. Dalam pembelajaran bahasa secara umum, termasuk bahasa Arab urgensi keterampilan membaca tidak dapat diragukan lagi, sehingga pengajaran membaca merupakan salah satu kegiatan mutlak yang harus Tujuan Pembelajaran Keterampilan Menyimak Dalam pembelajaran bahasa asing ada tingkatan pembelajaran, yaitu tingkat pemula mubtadi’, menengah mutawassitah, lanjut mutaqaddim, dan tentunya setiap tingkat mempunyai karaktersitik yang berbeda-beda, baik tujuan, materi, media ataupun evaluasinya. Pada tingkat pemula tujuan utamanya adalah mengenal dengan baik aturan bunyi yang ada dalam bahasa Arab. Kemudian pada tingkat menengah dituntut untuk memahami perbedaan bunyi dan implikasinya terhadap makna dalam bahasa Arab dan memahami isi teks-teks sederhana yang disimak. Sedangkan pada tingkat lanjutan diharapkan mampu memahami isi dari apa yang telah disimak dan mengungkapkan kembali lewat bahasanya baik secara lisan maupun Tujuan Pembelajaran Keterampilan Membaca Adapun tujuan khusus dari pembelajaran keterampilan membaca ini dibagi menjadi tiga tingkatan berbahasa, yaitu a. Tingkat Pemula 1 Mengenali lambang-lambang simbol huruf 2 Mengenali kata dan kalimat 3 Menentukan ide pokok dan kata kunci 4 Menceritakan kembali isi bacaan pendek b. Tingkat Menengah Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab..., hlm. 143. Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab..., hlm. 143. Abdul Hamid, Mengukur Kemampuan Bahasa Arab, Malang UIN Maliki Press, 2010, hlm. 63. Muh. Nidom Hamami, “Assesement dan Evaluasi Kemampuan Menyimak..., hlm. 498. LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 41 1 Menemukan ide pokok dan ide penunjang 2 Menceritakan kembali berbagai jenis isi bacaan c. Tingkat Lanjut 1 Menemukan ide pokok dan ide penunjang 2 Menafsirkan isi bacaan 3 Membuat inti sari bacaan 4 Menceritakan kembali berbagai jenis Implikasi Metode Qirā’ah dalam Pembelajaran Keterampilan Menyimak Mahārah al-Istimā’ untuk Pendidikan Tingkat Menengah Pembelajaran keterampilan menyimak tentu berlangsung secara berbeda dari keterampilan yang lain. Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran keterampilan menyimak mahārah al-istimā’ dengan menggunakan metode qirā’ah adalah sebagai berikut1 Bila dalam penyampaian materi ditemukan kosa kata yang sulit, pelajar mencatatnya, untuk kemudian didiskusikan dengan teman lain atau guru. 2 Setelah masalah kosa kata terselesaikan, pelajar diminta untuk mendiskusikan isi dari teks yang disimak dalam satu kelompok yang telah dibentuk. 3 Masing-masing wakil dari kelompok mempresentasikan apa yang telah dihasilkan dalam kelompoknya. 4 Guru memberi umpan balik tentang isi dari materi yang disampaikan dengan memberi beberapa pertanyaan seputar pemahaman isi teks dan memberi tanggapan atas diskusi yang sedang berlangsung. Pada tahap ini latihan menyimak bertujuan agar siswa memiliki keterampilan memahami isi suatu teks lisan dan mampu secara kritis menangkap isi yang dikandungnya, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Walaupun latihan-latihan menyimak bertujuan melatih pendengaran, tapi dalam praktek selalu diikuti dengan latihan pengucapan dan pemahaman, bahkan yang terakhir inilah yang menjadi tujuan akhir dari latihan menyimak. Jadi setelah mengenal bunyi-bunyi bahasa Arab melalui ujaran-ujaran yang didengarnya, ia kemudian dilatih untuk mengucapkan dan memahami makna yang dikandung oleh ujaran tersebut. Dengan demikian pembelajaran istimā’ sekaligus melatih dasar-dasar kemampuan reseptif dan produktif. Implikasi Metode Qirā’ah dalam Pembelajaran Keterampilan Membaca Mahārah al-Qirā’ah untuk Pendidikan Tingkat Menengah Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, Malang UIN Malang Press, 2011, hlm. 164. Muh. Nidom Hamami, “Assesement dan Evaluasi Kemampuan Menyimak..., hlm. 501. LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 42 Adapun langkah penyajian yang mungkin dilakukan oleh guru dalam menggunakan metode qirā’ah dalam keterampilan membaca mahārah al-qirā’ah adalah sebagai berikut 1 Pendahuluan, berkaitan dengan berbagai hal tentang materi yang akan disajikan baik berupa apresiasi, atau tes awal tentang materi, atau yang lainnya. 2 Pemberian kosa kata dan istilah yang dianggap sukar. Ini diberikan dengan definisi-definisi dan contoh-contoh dalam kalimat. 3 Penyajian teks bacaan tertentu. Teks ini dibaca secara diam al-qirā’ah as-shāmitah/silent reading selama kurang lebih 10-15 menit atau disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia. Bisa juga guru menugaskan para pelajar untuk membaca teks ini di rumah masing-masing pelajar sebelum pertemuan ini. Cara ini lebih menghemat waktu sehingga guru dapat lebih leluasa mengembangkan bacaan di kelas. 4 Diskusi mengenai isi bacaan. Langkah ini dapat berupa dialog dengan bahasa pelajar. 5 Pembicaraan atau penjelasan tentang tata bahasa secara singkat jika diperlukan untuk membantu pemahaman pelajar tentang isi bacaan. 6 Jika guru di awal belum memberikan penjelasan kosa kata yang dianggap sukar dan relevan dengan materi pelajaran, maka pada langkah ini bisa dilakukan. 7 Di akhir pertemuan guru memberikan tugas kepada para pelajar tentang isi bacaan, misalnya membuat rangkuman dengan bahasa pelajar, atau membuat komentar tentang isi bacaan, atau membuat diagram, atau yang lainnya. Jika dipandang perlu, guru dapat memberikan tugas di rumah untuk membaca teks yang akan diberikan pada pertemuan penggunaan metode qirā’ah diharapkan dapat meningkatkan keterampilan reseptif siswa baik keterampilan menyimak atau membaca. Penulis memilih metode pembelajaran ini supaya mengkondisikan siswa untuk terbiasa membaca bahasa Arab. Target pembelajaran keterampilan membaca mahārah al-qirā’ah ini adalah mampu membaca teks Arab dengan fasih, mampu menerjemahkan dan mampu memahaminya dengan baik dan lancar. Simpulan Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa salah satu persoalan yang sering ditemukan dalam proses pengajaran bahasa asing khususnya bahasa Arab adalah pemilihan metode pengajaran. Metode merupakan cara yang dilalui untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik, sehingga tujuan pendidikan Acep Hermawan, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab..., hlm. 194. LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 43 dapat tercapai. Metode qirā’ah adalah cara menyajikan pelajaran dengan cara membaca, baik membaca dengan bersuara maupun membaca dalam hati. Dengan penggunaan metode qirā’ah diharapkan dapat meningkatkan keterampilan reseptif siswa baik keterampilan menyimak atau membaca. Pada kemahiran menyimak diharapkan siswa mampu memahami isi dari apa yang telah disimak dan mengungkapkan kembali lewat bahasanya baik secara lisan maupun tulisan. Adapun pada kemahiran membaca, dengan metode ini diharapkan para peserta didik dapat melafalkan kata-kata dan kalimat-kalimat bahasa Arab dengan fasih, lancar dan benar sesuai kaidah-kaidah yang telah ditentukan. Basis kegiatan pembelajarannya adalah memahami isi bacaan, didahului oleh pengenalan kosa kata pokok dan maknanya, kemudian mendiskusikan isi bacaan dengan bantuan guru. Pemahaman isi bacaan melalui proses analisis, tidak dengan penerjemahan harfiah, meskipun bahasa ibu boleh digunakan dalam mendiskusikan isi teks. DAFTAR PUSTAKA An-Nāqah, Mahmūd Kāmil. Tā’līm al-Lughah al-Arabiyyah li an-Nāthiqīn bi Lughāh Ukhrā Asasuhu - Madākhiluhu - Thuruqu Tadrīsihi. Mekkah Jamī’ah Ummul Qurā. 1985. Asyrofi, Syamsuddin. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta Pokja Akademik. 2006. Dahlia, Sri. “Urgensi Metode Qiroah Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di PTAI”. Jurnal Arabia, Vol. 5, No. 1 2013 16. Effendy, Ahmad Fuad. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang Misykat. 2012. Fahrurrozi, Aziz dan Erta Mahyudin. Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama. 2012. Hai, Kemas Abdul dan Neldi Harianto. “Efektivitas Pembelajaran Qira’ah Pada Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jambi”. Jurnal Titian, Vol. 1, No. 2 2017 129-130. Hamami, Muh. Nidom. “Assesement dan Evaluasi Kemampuan Menyimak Istima’ Dalam Pembelajaran Bahasa Arab”. Jurnal Turats. Desember 2013. Hamid, Abdul. Mengukur Kemampuan Bahasa Arab. Malang UIN Maliki Press. 2010. Hermawan, Acep. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung Remaja Rosda Karya. 2011. LISANUNA, Vol. 10, No. 1 2020 44 Izzan, Ahmad. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung Humaniora. 2004. Madkūr, Ali Ahmad. Tādrīs Funūn al-Lughah al-Arabiyyah. Kairo Dār al-Fikr al-Arabiy. 2006. Munawwir, dan Muhammad Fairuz. Kamus Al-Munawwir. Surabaya Pustaka Progressif. 2007. Mujib, Fathul. Rekonstruksi Pendidikan Bahasa Arab. Yogyakarta PT Bintang Pustaka Abadi. 2010. Muna, Wa. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab Teori dan Aplikasi. Yogyakarta Teras. 2011. Mustofa, Syaiful. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif. Malang UIN Malang Press. 2011. Rosyidi, Abdul Wahab. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang UIN Malang Press. 2009. Sumardi, Mulyanto. Pengajaran Bahasa Asing Sebuah Tinjauan dari Segi Metodologi. Jakarta Bulan Bintang. 1974. Tarigan, Djago dkk. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung Angkasa, 1990. Tarigan, Henry Guntur. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung Angkasa. 1990. ... In other words, the method is a comprehensive plan regarding the presentation of language systematically based on a specified approach. If the approach is axiomatic, then the method is procedural Khoiriyah, 2020. ...Sa’idatul AbidahSuci Ramadhanti FebrianiThe main goal of foreign language learning is to make students skilled in using the language both orally and in writing, as well as learning Arabic. However, there are many factors that cause students difficulties in the learning process. One of the contributing factors is the existence of various student characters in the classroom which makes teachers have to be smart in choosing learning methods. One of the appropriate strategies as an effort to overcome these problems is to use the "Clustering Learning Method". This research uses a qualitative approach, with a case study method; data is collected through observation and documentation. Data analysis in this study uses the theory of "Miles and Huberman". The results showed that the application of the clustering method could improve speaking skills in learning Arabic for class XI students of SMAN 10 Malang City. The improvement in question, namely the improvement of the process and student learning outcomes. This increase was seen in the learning process of the first and second meetings. Based on the results of the study, the researcher suggested to teachers that learning Arabic to improve speaking skills through the clustering method could be used as an alternative for teachers to teach other materials.... Ketiga, Pembelajaran dilanjutkan dengan pemberi-an latihan-latihan berdasarkan teks bacaan kepada siswa Khoiriyah, 2020 ...Asti NazhyfaWiza Novia Rahmi Mahyudin RitongaLearning methods have an important position in achieving the set learning goals. Experts have found various methods that can be applied in language learning, one of which is thariqah al-qiro'ah, this paper will reveal how thariqah al-qiro'ah in theoretical reviews as well as practical reviews. Research is carried out in the form of library research, which is looking for various information related to thariqah al-qiro'ah in various sources then analyzing it to be interpreted as research findings, analysis is carried out by comparing the opinions and results of existing research. The research findings are that thariqah al-qiro'ah is an Arabic learning method used to realize learners who have the ability to read. In its application, thariqah al-qiro'ah begins with the provision of new mufradat to students, discusses together the content of the reading text, asks questions to students related to the text and ends with the provision of exercises related to reading. But this method only focuses on reading skills and does not train students' ability to listen, speak and Santoso WibowoWidiya YulRiko AndrianThis paper explores the steps for learning Arabic reading skills based on e-Learning using SIKULI and the advantages and disadvantages of e-Learning. The approach is a descriptive qualitative approach with three data collection techniques, namely 1 observation, 2 interviews, and 3 documentation. The results showed that there were three steps taken by lecturers in implementing e-Learning-based Arabic reading skills using SIKULI, namely 1 pre-learning, 2 implementation of learning, and 3 evaluation of learning. Researchers also found several advantages of implementing e-Learning-based Arabic reading skills using SIKULI, namely 1 assisting the internal quality assurance system SPMI through monitoring and evaluation, 2 practical and flexible, 3 providing supporting features and menus. However, besides having various advantages, as an e-Learning that has just been built and used, SIKULI is also not free from multiple shortcomings, namely 1 frequently interrupted system, 2 no notifications, 3 poor internet network. Nevertheless, The results of this sytudy are hoped to provide insight and alternative solutions for lecturers in carrying out online learning of Arabic reading skills during the Covid-19 pandemic. Keywords Learning, Arabic Reading Skills, e-Learning, SIKULI, Covid-19Ahmad ZubaidiSiti Afifah AdawiyahDailatus SyamsiyahYuyun ZunairohDuring the past decades, Qiroatul Kutub has been adopted as the learning model, therefore, this study is aimed to explore the development of the Qiroatul Kutub model using the Plickers application and the feasibility of it. Driven by Borg and Galls model of research and development RnD, the researchers collected the data through documentation of 35 University students including expert assessments of learning method, materials and media. The expert validity test is based on 3 aspects of the module, learning model, and learning media using five scale analysis techniques, namely very good to very poor. From the expert validity test, an average score of A was obtained, which was very good in terms of modules, learning models, and learning media, while the limited test to 32 student respondents obtained A or very well from 3 aspects. Then after the revision, field testing was carried out and got an average score of 4 A or very good with an increase in student achievement from the pre-test and post-test results of indicating that the development of this learning model is very feasible to use. Drawing on the findings, this study provided an insightful finding on the adoption of Plickers application in Arabic reading skills. Thus, the teacher could incorporate this application to gain better students reading RahmadiTranslation is the activity producing a source language message with the closest and natural equivalent to the recipient's language, both in terms of meaning and style. The translation process requires grammatical and lexical adjustments to evade unusual structures in the recipient's language. Translation activities are not only done by humans. With the advancement of technology, electronic translation tools have emerged such as Google Translate to translate parts of text or web pages from one language to another. This study aims to describe the Google Translate system in translating a Hadith Arbain text and to analyze the forms of translation errors in the study of root words and derived morphology. This research is a qualitative descriptive study with the source of data and the object is the translation of the Google translation and the Hadith Arbain. Data collection is done by documentation. Error analysis is used in conducting data analysis of translation errors to find errors in the meaning of Arabic morphology forms against Indonesian and vice versa, grammatical errors, meaning of the same root words but different sounds, meaning of glorification, classifying words of the original language into the target language, the use of inappropriate target words, translation, and the meaning of Islamic concepts. Abdul MunipKegiatan menilai proses dan hasil pembelajaran merupakan aktifitas kependidikan yang sering kurang diperhatikan secara serius oleh guru maupun dosen. Sebagai contoh, masih banyak guru dan dosen membuat instrumen penilaian tanpa melalui langkah-langkah pengembangan instrumen sebagaimana mestinya. Bahkan sebuah penelitian tesis yang menganaisis kualitas soal ulangan umum bersama di tingkat MTs di DI Yogyakarta, menyimpulkan bahwa soal yang dibuat oleh MGMP Bahasa Arab MTs ternyata memiliki ukuran kualitas instrumen yang kurang baik pada aspek validitas butir dan keberfungsian distraktor, sehingga secara teoritis, banyak butir soal yang harus direvisi. Dalam bahasa yang lain, penyusunan dan pengembangan instrumen penilaian merupakan persoalan yang serius untuk difahami karena jika keliru dalam mengembangkan instrumen penilaian akan berdampak pada pengambilan keputusaan tentang keberhasilan atau kegagalan dari kegiatan pembelajaran. Buku ini dimaksudkan sebagai upaya untuk memberikan pemahaman teoritis dan praktis tentang bagaimana mengembangkan instrumen penilaian bahasa Arab. Dengan demikian, buku ini layak dipergunakan oleh para mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab baik di Strata satu maupun dua, dan bisa juga dimanfaatkan oleh para guru bahasa Arab di Madrasah. Beberapa konsep dasar tentang penilaian dipaparkan di Bab Pertama, yang meliputi pengertian dan hubungan antar beberapa istilah yang sering tumpang tindih, tujuan dan fungsi penilaian, prinsip penilaian dan jenis penilaian. Standar penilaian pendidikan yang tercantum dalam beberapa Peraturan Menteri Pendidikan juga akan dipaparkan dan dikritisi pada bab iniTā'līm al-Lughah al-'Arabiyyah li anMahmūd An-NāqahKāmilAn-Nāqah, Mahmūd Kāmil. Tā'līm al-Lughah al-'Arabiyyah li an-Nāthiqīn bi Lughāh Ukhrā Asasuhu -Madākhiluhu -Thuruqu Tadrīsihi. Mekkah Jamī'ah Ummul Qurā. Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta Pokja AkademikSyamsuddin AsyrofiAsyrofi, Syamsuddin. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta Pokja Akademik. Metode Qiroah Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di PTAISri DahliaDahlia, Sri. "Urgensi Metode Qiroah Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di PTAI". Jurnal Arabia, Vol. 5, No. 1 2013 Pengajaran Bahasa Arab. Malang MisykatAhmad EffendyFuadEffendy, Ahmad Fuad. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang Misykat. Bahasa Arab. Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian AgamaAziz FahrurroziDan Erta MahyudinFahrurrozi, Aziz dan Erta Mahyudin. Pembelajaran Bahasa Arab. Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama. Pembelajaran Qira'ah Pada Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas JambiKemas HaiNeldi Abdul DanHariantoHai, Kemas Abdul dan Neldi Harianto. "Efektivitas Pembelajaran Qira'ah Pada Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jambi". Jurnal Titian, Vol. 1, No. 2 2017 dan Evaluasi Kemampuan Menyimak Istima' Dalam Pembelajaran Bahasa ArabMuh HamamiNidomHamami, Muh. Nidom. "Assesement dan Evaluasi Kemampuan Menyimak Istima' Dalam Pembelajaran Bahasa Arab". Jurnal Turats. Desember Kemampuan Bahasa ArabAbdul HamidHamid, Abdul. Mengukur Kemampuan Bahasa Arab. Malang UIN Maliki Press. Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung Remaja Rosda KaryaAcep HermawanHermawan, Acep. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung Remaja Rosda Karya. 2011. Connection timed out Error code 522 2023-06-13 194021 UTC Host Error What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d6ccd474c454242 • Your IP • Performance & security by Cloudflare Tingkatkan Kemampuan Baca Qur’anmu bersama Qiroah Qiroah hadir agar kamu bisa belajar mengaji dengan qori dan qiroah bersanad, serta pengajar tahsin bersertifikasi nasional, kapanpun, dimanapun! Materi pembelajaran Al-Qur’an pada Qiroah mengacu pada Imam Ashim Riwayat Hafsh yang mayorutas digunakan oleh masyarakat muslim Indonesia. Selain itu, penulisan huruf latin terbit setiap artikulasi didasarkan sreg kaidah alih huruf bahasa Arab nasional. Qiroah ditujukan seumpama peranti pendukung belajar ngaji tanpa mengesampingkan keutamaan berlatih secara tatap roman talaqqi. Kami harap Qiroah boleh membantu sebanyak mungkin umat Orang islam mengembangkan kemampuan pustaka Qur’an-nya. Download Permohonan Qiroah Ayo sempurnakan bacaan Qur’an engkau bersama Qiroah! Petisi mendaras sonder mengetepikan keutamaan talaqqi. Bersama Qiroah, makara bagian bermula pionir teknologi untuk ciptakan tamadun Qurani! Tampilan Permintaan Qiroah Ayo sempurnakan bacaan Qur’an anda bersama Qiroah! Aplikasi mendaras tanpa mengetepikan keutamaan talaqqi. Bersama Qiroah, jadi penggalan pecah pionir teknologi bagi ciptakan tamadun Qurani! Proses Kerja Qiroah Kami yakin bahwa setiap muslim berkewajiban berbuat sesuatu sesuai kemampuan, kedudukan, dan kapasitasnya untuk masuk membangkitkan umat berpunca ketertinggalan dan silih tolong menolong kerumahtanggaan Islam. Riset Pasar Laksana Negara dengan penduduk Orang islam terbanyak di marcapada. Tim qiroah dolan perumpamaan solusi alternatif berbasis teknologi yang mengutamakan riset terhadap pasar seyogiannya bisa mendukung umat cak bagi menjadikan Al-Qur’an bak pedoman dalam kehidupan. Peluasan Permintaan Hasil penajaman pasar yang dilakukan memegang peran terdahulu bagi Tim Qiroah terutama Skuat Pengembang Qiroah yang terdiri dari Product manger, UI/UX Designer, iOS dan Android Developer cak bagi memutuskan ekspansi fitur di aplikasi Qiroah nan benar-ter-hormat sesuai dengan kebutuhan umat. Pembukaan ke Pasar Setelah Tim Bendung Qiroah radu untuk pengembangan fitur terbaru, pemasyarakatan kepada umat menjadi langkah yang penting buat memastikan bahwa fitur tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Fase ini ditujukan kerjakan mendapatkan tanggapan dan saran bikin ekspansi Qiroah kian lanjur Apa nan dikatakan pengguna Qiroah? Qiroah ditujukan sebagai alat pendukung membiasakan mengaji minus mengesampingkan keutamaan belajar secara bersemuka talaqqi. Kami mohon Qiroah bisa membantu sebanyak mungkin umat Muslim n domestik meningkatkan kemampuan wacana Al Qur’an-nya. Agar pembentuk tuntutan ini mendapat habuan berkah dunia akhirat. Alhamdulillah. Bagus sekali appsnya dahulu mendukung. Mungkin dapat ditambahkan beda warna/diberi tanda fonem yang sudah dipelajari dan lagi dikembangkan buat baca full kopi-surat pendek Sudah cukup bagus untuk pemula dalam membiasakan qiroah, tapi masih perlu perombakan agar makin baik kedepannya Finally, quran application with good UI maybe gamification is good for the next release Anggota Tim Qiroah “We believe that the most succesful person is the one who put Qur’an as the Guidance”Qiroah, est. 2019 Khoirunnisa’ Rizky Noor Fatimah Co-Founder dan Mobile Developer Rahmadani Dian P Co-Founder dan RnD Ilyasa Azmi Co-Founder dan Chief Executive Officer Syamsul Falah Co-Founder dan Mobile Developer Juansyah Co-Founder dan Chief Product Officer Bazrira N. Fullstack Web Developer Anisa Daniyah Graphic Designer dan Content Branding Mayang Fati Kusuma Chief Financial Officer Annisa Corak P. Chief Marketing Officer Abdurrouf Mobile Developer Raditya Prima Nurdiansyah Lead Tim Kurikulum Hana Safitri Skuat Kurikulum Silam Hilman Cak regu Kurikulum Siti Masitah Lubis Skuat Kurikulum Nilamsari Arum Tim Kurikulum Fityah Salamah Marketing Team Agil Maulana Rifa’i UI/UX Designer Aghnia Faradilla Marketing Team Suhu Al-Qur’an di Qiroah “Seelok-baik manusia merupakan yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkanya.”HR. Bukhari Setelah memahami qiroah yang ke dua baik dari segi sima’i/pendengaran maupun qiroah/pembacaan, mari kita lanjutkan ke qiroah ke-3. Masih dari sumber yang sama Al Arabiyyatu Bayna Yadaik yang teks dan audio cara membacanya bisa diperoleh disini . Dengarkan audionya beberapa kali dengan melihat teks, tandai kosa kata yang sulit dan lihatlah kata-kata yang sulit dari terjemahan di blog ini, kemudian dengarkan tanpa melihat teks beberapa kali kemudian baca tanpa mendengarkan audionya. Berikut teks arabnya مرحلة الشباب مرحلة الشباب أهم مرحلة في حياة الإنسان، وأغلى ثروة عند الأمة. ومرحلة الشباب هي مرحلة العطاء والعمل. والإنسان الذي لا يعطي في شبابه، قلما يعطي في بقية عمره. وكان كثير من أصحاب الرسول – صلى الله عليه وسلم – من الشباب، وقد ولاهم مسؤوليات كبيرة؛ حيث ولى كثيرا منهم قيادة الجيش، وفيه شيوخ المهاجرين والأنصار؛ فقد ولى زيد بن حارثة، وجعفر بن أبي طالب، وعبد الله بن أبي رواحة، قيادة الجيش في غزوة مؤتة، كما ولى أسامة بن زيد قيادة الجيش الإسلامي، لغزو الروم، وعمره ثماني عشرة سنة، وأرسل معاذ بن جبل قاضيا إلى اليمن، وهو في مرحلة الشباب. تحتاج الأمة إلى الشاب القوي الجاد، الذي يعطي أكثر مما يأخذ، ولا تحتاج إلى الشاب الكسلان، الذي يهتم بطعامه ومظهره فقط، ولا يحب العمل والعطاء. وكما تحتاج الأمة إلى قوة الشباب، تحتاج إلى خبرة الشيوخ، حتى تتقدم البلاد. وتخطئ الأمة إذا اعتمدت على قوة الشباب وحدهم، وأهملت خبرات الشيوخ. وهذا يعني أن تكون هناك علاقة طيبة بين جميع أفراد المجتمع، كبارا وصغارا، رجالا ونساء، حتى تصل الأمة إلى ما تريد. File audionya bis didownload disini Terjemahanya sebagai berikut Masa muda merupakan masa yang penting dalam kehidupan manusia, dan merupakan hal yang paling bernilai ditengah ummat. Masa muda adalah masa berpartisipasi dan bekerja. Seseorang yang tidak berbuat di masa mudanya, maka sedikit berbuat seumur hidupnya. Dahulu banyak dari shahabat Rasul Shalallahu Alaihi wa Sallam, yang masih muda. Dan telah memikul tanggung jawab yang besar, hingga memimpin pasukan yang besar, yang terdapat para sesepuh Muhajirin dan Anshar, dialah Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawahah, yang memimpin pasukan di Perang Mu’tah, sebagaimana Usamah bin Zaid memimpin tentara Islam, pada perang Romawi, sedangkan umurnya saat itu 18 tahun, dan Muadz diutus sebagai Hakim ke Yaman di masa mudanya. Umat ini membutuhkan pemuda yang kuat dan tegas, yang lebih banyak memberi dari meminta. Umat ini tidak membutuhkan pemuda yang malas, yang mementingkan selera makan dan penampilan semata, dan tidak suka bekerja dan berkhidmat. Sebagaimana butuhnya umat ini pada pemuda yang kuat, umat juga butuh pada pengalaman para sesepuh, dalam memimpin negeri. Salah jika umat ini hanya mengandalkan kekuatan pemuda semata, dan mengabaikan pengalaman para sesepuh, dan inilah yang merupakan kerjasama yang baik diantara seluruh anggota masyarakat, besar dan kecil, laki-laki maupun wanita, hingga umat ini mencapai apa yang diinginkannya. This entry was posted on Monday, September 24th, 2012 at 138 pm and is filed under Bahasa Arab, Dakwah, sejarah. You can follow any responses to this entry through the RSS feed. You can leave a response, or trackback from your own site. Post navigation Previous Post Next Post »

cara belajar qiroah untuk pemula